Senin, 11 Januari 2021

Deskripsi type pemimpin di indonesia

Nama : Ihsan Burhnudin

Npm : 10120532

Kelas : G1 Manajemen 

Matkul : Pengantar Manajemen 

TOKOH PEMIMPIN DI INDONESIA 

1. Presiden Soekarno

Sosok presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno adalah bapak proklamator, 

seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. 

Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, memiliki emosional yang 

meledakledak. Namun tidak jarang lembut dan menyukai keindahan. Bahkan dalam sebuah 

momen, ia begitu menyayangi anak-anak yang tengah mengunjungi Istana Merdeka. Tak segan 

ia menemani mereka berkeliling dan berinteraksi berbalut keriangan. 

Sang proklamator membawa gaya kepemimpinan yang berorientasi pada moral dan etika 

ideologi yang mendasari negara atau partai. Sehingga sangat konsisten dan fanatik, cocok 

diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dari Ir. Soekarno adalah 

percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif. Sosok yang memiliki 

nama lahir Koesno Sosrodihardjo tersebut, juga kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada 

puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan 

kemerdekaan dari bangsa lain di Asia dan Afrika. Ia juga menguatkan pergerakan melepas 

ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa). 

Ir. Soekarno adalah pemimpin kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah, rela 

berkorban demi persatuan dan kesatuan, serta kemerdekaan bangsanya. Namun berdasarkan 

perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah 

pada figur sentral dan kultus individu. Menjelang akhir kepemimpinannya, terjadi tindakan 

politik yang sangat bertentangan dengan UUD 1945, yaitu mengangkat Ketua MPR (S) juga. 

2. Presiden Soeharto

Di tahun-tahun pemerintahan Soeharto diwarnai dengan praktik otoritarian. Di mana 

tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwi fungsi ABRI memberikan 

kesempatan kepada militer untuk berperan di bidang politik. Di samping perannya sebagai alat 

pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun, dengan 

mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri, dengan cara pembatasan jumlah partai 

politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik. 

Di era kepemimpinan Soeharto, sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan 

rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tantara. Kebijakan unik lainnya adalah 

semua pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa yaitu 

Golkar. 

Mantan Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan otoriter, dominan, dan 

sentralistis. Ia pun memiliki masa kekuasaan terlama di Indonesia, yaitu 32 tahun. Selama itu 

pula, praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, tumbuh subur di negeri ini. Hingga akhirnya ia 

jatuh di tangan pergerakan reformasi.

3. B.J. Habibie

Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan tersebut, menjadi presiden bukan karena 

keinginannya. Hanya karena kondisi, sehingga naik tahta menjadi presiden. Sosok yang cerdas, 

tapi terlalu lugu dalam politik. 

Gaya kepemimpinan Presiden B.J. Habibie adalah gaya kepemimpinan 

DedikatifFasilitatif, merupakan sendi dan Kepemimpinan Demokratik. Pada masa 

pemerintahan B.J. Habibie, kebebasan pers dibuka lebar-lebar. Sehingga melahirkan 

demokratisasi yang lebih besar. Pada saat itu pula peraturan perundang-undangan banyak 

dibuat. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Habibie 

sangat terbuka dalam berbicara. Tetapi tidak pandai dalam mendengar. Akrab dalam bergaul, 

tetapi tidak jarang eksplosif. Sangat detailis, suka uji coba tetapi kurang tekun dalam 

menyelesaikan suatu pekerjaan. 

Gaya komunikasinya penuh spontanitas, meletup-letup, cepat bereaksi, tanpa mau 

memikirkan resikonya. Tatkala Habibie dalam situasi penuh emosional, ia cenderung bertindak 

atau mengambil keputusan secara cepat. Seolah ia kehilangan kesabaran untuk menurunkan 

amarahnya. 

Bertindak cepat, rupanya, salah satu solusi untuk menurunkan tensinya. Karakteristik 

tersebut diilustrasikan dengan kisah lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Habibie 

digambarkan sebagai pribadi yang terbuka, namun terkesan mau menang sendiri dalam 

berwacana dan alergi terhadap kritik. 

Gaya kepemimpinan B.J. Habibie mengandung unsur-unsur kepemimpinan bisnis 

modern: di situlah ia dibesarkan. Namun jelas terlihat juga unsur-unsur ke-Indonesiaannya. 

Tidak salah lagi, dengan segala kekuasaannya dalam dunia bisnis internasional modern, ia tetap 

putera bangsa dan negaranya. Perpaduan antara ke-Islamannya, nasionalismenya, 

kedaerahannya, ilmu dan teknologi serta internasionalnya, kemudian kelugasan bisnisnya, 

menjadikan BJ Habibie sebagai bagian dari Indonesia modern. 

4. Abdurahman Wahid

Seorang kiai yang sangat liberal dalam pemikirannya, penuh dengan ide, tidak disiplin, 

dan berkepemimpinan ala LSM. Gaya kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid adalah 

gaya kepemimpinan Responsif-Akomodatif, yang berusaha untuk mengagregasikan semua 

kepentingan yang beraneka ragam. Harapannya dapat menjadi satu kesepakatan atau keputusan 

yang memiliki keabsahan. 

Pola dari gaya kepemimpinan Gus Dur cenderung yang informal. Mungkin hal tersebut 

tidak lepas dari latar belakang Gus Dur sebagai kiai dan juga sebalumnya aktif di LSM. 

Sehingga pola kepemimpinannya tidak terlalu formal. 

5. Megawati Soekarno Putri

Gaya kepemimpinan megawati yang anti kekerasan tepat sekali untuk menghadapi situasi 

bangsa yang sedang memanas. Megawati lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya 

ketimuran. Ia cukup lama menimbang-nimbang suatu keputusan yang akan diambilnya. Tetapi 

begitu keputusan itu diambil, tidak akan berubah lagi. Gaya kepemimpinan seperti itu bukanlah 

suatu kelemahan.

6. Susilo Bambang Yudhono

.Presiden SBY mempunyai tipe kepemimpinan yang lebih dari satu seperti gaya 

kepemimpinan karismatik, militer, juga tipe sopportif, partisifatif, instrumental dan yang 

lainnya. Kesemuanya ia sesuaikan dengan situsi, dan perkembangan zaman yang ada. Intinya 

mengharapkan agar wilayah yang dipimpinnya tersebut dapat tercipta suasana yang aman, 

tentram dan damai. 

7. Joko Widodo

Karakter kepemimpinan yang diterapkan oleh Jokowi cenderung mengarah kepada gaya 

kepemimpinan yang melayani. Robert Kiefner Greenleaf (1904-1990) menyatakan bahwa 

mengutamakan pelayanan kepada masyarakat merupakan kerangka kerja yang teoretis sebagai 

motivasi kunci seorang pemimpin. 

Selain itu, dalam sebuah pidato di Maret lalu, wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf 

Kalla menilai di antara para kepala negara, kepemimpinan Jokowi paling pas untuk 

pemerintahan mendatang. Jokowi dianggapnya mampu menunjukan kepemimpinan yang 

demokratis dan tanpa nepotisme. Jokowi selalu ingin mendapat pandangan dari sekjen, atau 

dirjen dari kementerian. Menurut JK, ini ciri orang yang ingin benar-benar mengkaji atau 

mendapat pandangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar